Oleh: Nahnu Anshorulloh – 190531100080
Kejenuhan belajar merupakan suatu kondisi
mental seseorang ketika mengalami rasa bosan dan juga lelah sehingga
mengakibatkan hilang semangat dalam beraktivitas. Sejak
adanya pandemi Covid-19, Pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk melakukan karantina diri kepada masyarakat
Indonesia. Hal ini untuk mencegah peningkatan penyebaran virus tersebut.
Sebagai dampaknya, berbagai sektor dan aktivitas pun harus dikerjakan secara online dari rumah.
Kebijakan untuk melakukan karantina diri ini membuat kita mau
tidak mau harus menghabiskan hari dengan berdiam di rumah saja. Awalnya, dengan
rasa yang nyaman, kita melalui hari-hari dengan senang hati. Waktu
bersama keluarga semakin erat rasanya, sudah lama kita tidak berbincang-bincang
dengan waktu yang selama ini, tanpa adanya beban. Biasanya kita juga tetap bisa
berbincang-bincang dengan waktu yang lama, namun tentu adanya tanggungan yang mengintai
kita, mulai dari tanggungan pekerjaan, tugas kuliah, ataupun lainnya.
Sudah
hampir 3 bulan kita menjalani masa karantina diri ini, perasaan bosan sudah
menghampiri. Kejenuhan dalam belajar pun seakan-akan sudah mendarah daging. Hal
tersebut berdampak pada timbulnya rasa kesal, lelah, dan kehilangan motivasi.
Tentu ini menjadi suatu dampak yang tidak baik untuk keberlangsungannya.
Mengacu pada teori kognitif, otak manusia mengolah apa
yang kita alami dan pelajari. Semuanya akan tersimpan di dalam akal secara
permanen. Namun, kenyataannya terkadang lain. Terkadang, sesuatu hal yang kita
pelajari dengan tekun justru susah untuk diingat dan mudah lupa, sebaliknya
pengalaman ataupun pelajaran yang kita tahu hanya sepintas justru itu yang mudah
melekat dalam ingatan. Dalam belajar, disamping sering mengalami kelupaan,
juga terkadang memunculkan pikiran-pikiran negatif lainnya yang disebut dalam
istilah psikologi lazim adalah learning
plateau atau plateau.
Namun
untuk mengatasi kejenuhan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Contohnya
adalah melukis. Dengan melukis kita bisa mengekspresikan emosi atau perasaan
kita yang sedang bergejolak pada sebuah media seperti kanvas yang pada akhirnya
akan menghasilkan suatu karya yang unik bahkan bisa dipajang di ruang belajar
kita untuk sekedar hiburan.
Adapun
cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan bersepeda seperti yang akhir-akhir
ini marak terjadi di semua kalangan masyarakat baik anak kecil, remaja bahkan
lanjut usia. Cara ini bagus untuk kesehatan karena pada dasarnya kebanyakan
manusia hanya duduk manis diruangan ber AC tanpa melakukan gerakan yang
menghasilkan keringat. Dengan bersepeda ini kita bisa berolahraga sekaligus menghasilkan
keringat yang bisa membuang racun dalam tubuh, mengurangi stres, menurunkan
berat badan dan memperlancar sirkulasi darah.
Setelah
beberapa cara itu dilakukan tapi hasilnya tetap sama apa boleh buat, rasa jenuh
intinya ya tetap harus dilawan namun selalu waspada juga. Setiap orang yang akan
keluar rumah harus selalu memperhatikan protokol kesehatan dan himbauan dari
pemerintah.
Ada suatu
nasehat dari alm. Ustad Jefri Al Buchori yang mengatakan, “Pada akhirnya semua
akan menemukan yang namanya titik jenuh. Dan pada saat itu kembali adalah yang
terbaik”. Kembali pada siapa? Kepada “DIA” pastinya.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa jenuh merupakan hal yang wajar dan hampir semua orang
mengalaminya. Namun jika berlarut akan menjadi masalah untuk kedepannya.
Ungkapkan apa yang kamu rasakan kepada orang disekitarmu agar lebih lega dan
segera cari hal-hal positif yang bisa mengubah kita menjadi pribadi lebih baik.