Review Produk Unik | Info Mesin Terkini

Jumat, 26 Juni 2020

Titik Jenuh itu, Wajar?

| Jumat, 26 Juni 2020
Oleh: Nahnu Anshorulloh – 190531100080



Kejenuhan belajar merupakan suatu kondisi mental seseorang ketika mengalami rasa bosan dan juga lelah sehingga mengakibatkan hilang semangat dalam beraktivitas. Sejak adanya pandemi Covid-19, Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan karantina diri kepada masyarakat Indonesia. Hal ini untuk mencegah peningkatan penyebaran virus tersebut. Sebagai dampaknya, berbagai sektor dan aktivitas pun harus dikerjakan secara online dari rumah.
Kebijakan untuk melakukan karantina diri ini membuat kita mau tidak mau harus menghabiskan hari dengan berdiam di rumah saja. Awalnya, dengan rasa yang nyaman, kita melalui hari-hari dengan senang hati. Waktu bersama keluarga semakin erat rasanya, sudah lama kita tidak berbincang-bincang dengan waktu yang selama ini, tanpa adanya beban. Biasanya kita juga tetap bisa berbincang-bincang dengan waktu yang lama, namun tentu adanya tanggungan yang mengintai kita, mulai dari tanggungan pekerjaan, tugas kuliah, ataupun lainnya.
Sudah hampir 3 bulan kita menjalani masa karantina diri ini, perasaan bosan sudah menghampiri. Kejenuhan dalam belajar pun seakan-akan sudah mendarah daging. Hal tersebut berdampak pada timbulnya rasa kesal, lelah, dan kehilangan motivasi. Tentu ini menjadi suatu dampak yang tidak baik untuk keberlangsungannya.
Mengacu pada teori kognitif, otak manusia mengolah apa yang kita alami dan pelajari. Semuanya akan tersimpan di dalam akal secara permanen. Namun, kenyataannya terkadang lain. Terkadang, sesuatu hal yang kita pelajari dengan tekun justru susah untuk diingat dan mudah lupa, sebaliknya pengalaman ataupun pelajaran yang kita tahu hanya sepintas justru itu yang mudah melekat dalam ingatan. Dalam belajar, disamping sering mengalami kelupaan, juga terkadang memunculkan pikiran-pikiran negatif lainnya yang disebut dalam istilah psikologi lazim adalah learning plateau atau plateau.
Namun untuk mengatasi kejenuhan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Contohnya adalah melukis. Dengan melukis kita bisa mengekspresikan emosi atau perasaan kita yang sedang bergejolak pada sebuah media seperti kanvas yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu karya yang unik bahkan bisa dipajang di ruang belajar kita untuk sekedar hiburan.
Adapun cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan bersepeda seperti yang akhir-akhir ini marak terjadi di semua kalangan masyarakat baik anak kecil, remaja bahkan lanjut usia. Cara ini bagus untuk kesehatan karena pada dasarnya kebanyakan manusia hanya duduk manis diruangan ber AC tanpa melakukan gerakan yang menghasilkan keringat. Dengan bersepeda ini kita bisa berolahraga sekaligus menghasilkan keringat yang bisa membuang racun dalam tubuh, mengurangi stres, menurunkan berat badan dan memperlancar sirkulasi darah.
Setelah beberapa cara itu dilakukan tapi hasilnya tetap sama apa boleh buat, rasa jenuh intinya ya tetap harus dilawan namun selalu waspada juga. Setiap orang yang akan keluar rumah harus selalu memperhatikan protokol kesehatan dan himbauan dari pemerintah.
Ada suatu nasehat dari alm. Ustad Jefri Al Buchori yang mengatakan, “Pada akhirnya semua akan menemukan yang namanya titik jenuh. Dan pada saat itu kembali adalah yang terbaik”. Kembali pada siapa? Kepada “DIA” pastinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jenuh merupakan hal yang wajar dan hampir semua orang mengalaminya. Namun jika berlarut akan menjadi masalah untuk kedepannya. Ungkapkan apa yang kamu rasakan kepada orang disekitarmu agar lebih lega dan segera cari hal-hal positif yang bisa mengubah kita menjadi pribadi lebih baik.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar